Bangkit dari Broken Home: Ketahanan Diri, Dukungan Sosial, dan Harapan Masa Depan

Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan broken home sering kali menghadapi tantangan besar dalam aspek emosional, sosial, dan akademik. Secara psikologis, mereka mungkin mengalami perasaan tidak aman, kesepian, dan kesulitan dalam mengelola emosi, yang jika tidak ditangani dengan baik dapat berdampak pada kesehatan mental mereka. Dari sisi sosial, mereka mungkin merasa terasing atau mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dengan teman sebaya karena stigma atau kecemasan yang mereka rasakan. Kondisi ini juga bisa berpengaruh terhadap prestasi akademik mereka, seperti kehilangan motivasi, kesulitan berkonsentrasi, atau bahkan penurunan kualitas belajar.
Meski demikian, anak-anak dari keluarga broken home tetap memiliki kesempatan besar untuk bangkit dan menjalani kehidupan yang lebih stabil dan positif. Dukungan yang diberikan melalui konseling, lingkungan sosial yang mendukung, serta kehadiran sosok yang peduli dapat membantu mereka mengembangkan ketahanan diri. Dengan bimbingan yang tepat, mereka bisa belajar mengelola emosi dengan lebih baik, membangun relasi sosial yang sehat, dan menetapkan tujuan yang jelas untuk masa depan mereka. Peran orang dewasa yang suportif, seperti guru, mentor, atau keluarga yang masih ada, juga menjadi kunci dalam memberikan teladan serta dorongan emosional yang diperlukan.
Dengan pendekatan yang tepat dan konsistensi dalam memberikan dukungan, anak-anak dari keluarga broken home dapat tumbuh menjadi individu yang lebih percaya diri, tangguh, dan memiliki kemampuan untuk menjalani kehidupan dengan lebih optimis. Masyarakat dan orang-orang di sekitar mereka perlu menciptakan lingkungan yang aman, di mana mereka dapat merasa diterima, dihargai, dan diberdayakan. Kondisi sulit yang mereka alami bukanlah akhir dari kebahagiaan mereka, tetapi dapat menjadi titik awal untuk membangun masa depan yang lebih baik dan penuh makna.

by : Selmira Septiana